Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung penuh freedom of the press. Sebab, kebebasan pers ini pilar penting dalam kehidupan demokrasi.
"Dulu kita pernah mengalami defisit dalam freedom of the press, sekarang barangkali kita merasakan surplus dalam freedom of the press," kata SBY di Kantor Harian Jurnal Nasional, Jakarta, Kamis (3/6/2010).
Menurut Presiden, yang penting pers dapat menjaga dengan penuh kehormatan dan tanggung jawab sesuatu yang amat mahal dan mulia ini yang didambakan kehadirannya sejak dulu di Indonesia.
"Napoleon pernah berkata, pena wartawan lebih tajam dibandingkan pedang, pedang militer. Maknanya dalam dan saya berpesan sekali lagi, jalankanlah freedom of the press ini dengan penuh mulia dan tanggung jawab," pesan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Yang kedua, sambung SBY, mengapa kemerdekaan pers ini penting dan mesti dijaga terus. "Tidak lain dengan menjaga kebebasan pers maka, kita bisa menjaga kebebasan berpendapat dan berekspresi warga negara semua yang itu sejatinya adalah cerminan kedaulatan rakyat," paparnya.
Publik dengan adanya kebebasan pers itu akan memiliki informasi tentang apa yang dilakukan oleh power holders. Siapa? Tidak lain adalah para pejabat negara yang sedang mengemban amanah di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
"Rakyat tahu apa yang dilakukan pejabat negara itu dan ini tentunya prinsip transparansi dan akuntabilitas dari semua yang mendapatkan mandat dari rakyat untuk memimpin negeri ini," tandas SBY.
Dengan kebebasan pers, juga akan tersedia ruang publik. Karena kebebasan pers untuk pertukaran sebuah ide aspirasi dan berbagai kepentingan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian pers ikut menjaga agar tercegah dominasi dalam ide, aspirasi, dan kepentingan.
Yang lain, dengan kebebasan pers tersedia akses bagi publik untuk berpartisipasi dalam politik dan ikut pula dalam diksursus atau wacana yang sering berkembang dalam masyarakat, sehingga diskursus itu akan terasa utuh dan lengkap.
Dengan demikian akan terjadi keseimbangan di antara pilar-pilar demokrasi dalam mewartakan apa yang dilakukan atau yang menjadi pemikiran eksekutif, legislatif, yudikatif, NGO, dan pers sendiri. Karenanya, pilar-pilar itu harus berada dalam keseimbangan positif bagi sehatnya kehidupan politik dan demokrasi itu.
"Oleh sebab itu kita menyadari insan pers memiliki tugas yang sangat mulia dan privilege yang tidak mudah dibandingkan dengan siapa pun. Oleh karena itu saya berharap saudara-saudara dapat menggunakan kekuasaan dalam tanda petik dan privilege itu dengan benar," pesan SBY.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/06/03/339/339140/presiden-dukung-freedom-of-the-press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar