Pertama, gunakan gambar daripada tulisan belaka. Bagi anak yang masih kecil dan belum bisa membaca, gambar sangat membantu mereka untuk memahami inti dari cerita. Jadi, usahakan pilih buku cerita dengan gambar menarik dan penuh warna yang bisa membuat si anak terlena ketika Anda bercerita.
Kedua, sulap pengalaman sehari-harinya menjadi lebih luar biasa. Maksudnya, bercerita tak harus selalu mengikuti pakem dongeng yang ada. Pengalaman sehari-hari sang anak pun bisa dibuat menjadi dongeng dengan menggunakan kosa kata yang penuh imajinasi. Misalnya, daripada menggunakan "Anka pergi ke taman bermain bersama Ayah dengan mobil," lebih seru jika Anda memilih, "Anka bertualang bersama Ayah ke gua berlapis cokelat menggunakan karpet terbang."
Ketiga, selalu cari yang tak biasa. Anda ditanya oleh si kecil mengenai kejadian yang ia tak mengerti. Daripada membiarkannya bertanya-tanya, lebih baik putar otak dengan menggunakan perumpamaan khas dongeng yang serba imajinatif. Contoh, mengapa ia bertanya rambut orang yang lebih tua memutih. Kembangkan imajinasi lewat jawaban seperti mengumpamakan rambut kakek yang memutih itu adalah helai perak, kakek itu adalah sosok bijaksana yang Anda beri nama dan penjelasan ringan mengapa rambut beruban itu muncul karena kakek sungguh baik hati terhadap sesama, sehingga putih hatinya memancar lewat rambutnya dan ini terjadi ketika kita sudah lama hidup di dunia ini dibanding Anda dan sang anak.
Keempat, kembali ke alam. Anda bisa mengarang cerita mengenai kehidupan lewat kejadian unik di dunia binatang. Misalnya, ketika si kecil sedang tak percaya diri, ceritakan saja mengenai proses si ulat menjadi kupu-kupu yang cantik. Atau gunakan bahasa lain untuk menggambarkan emosi dan inti cerita menggunakan perumpamaan, misalnya udara untuk pikiran, api untuk semangat, air sebagai perasaan, hingga bumi menjadi pengganti kekokohan prinsip.
Kelima, manfaatkan hobi bersama. Suka melakukan kegiatan bersama buah hati? Ketika melakukannya, akan lebih menarik jika diselipkan cerita-cerita karangan sendiri yang membuatnya lebih bersemangat menjejaki setiap langkahnya.
Keenam, buat versi lain. Cerita Cinderella atau Si Kue Jahe tak lekang dimakan waktu, namun tak berarti tak boleh diubah. Agar lebih rasional, sah-sah saja membuat cerita-cerita legendaris ini untuk anak. Seperti, mengganti kereta labu Cinderella dengan mobil canggih berwarna pink atau ibu peri dengan anak Anda sendiri. Atau si ibu tiri dibuat tak terlalu kejam dan Cinderella bisa melawan orang-orang yang menjahatinya.
Ketujuh, biarkan anak berimajinasi. Jangan anggap remeh anak Anda, meski kecil tapi daya imajinasinya luar biasa dan tak terduga. Jadi, tak masalah (malah bagus) jika anak ingin ceritanya berkembang berdasarkan yang ia inginkan. Ikuti saja khayalan akan dongengnya, dan anak akan merasa dilibatkan dan bisa mengekspresikan dirinya.
Kedelapan, jangan takut menjadi anak kecil. Tak masalah Anda menggunakan aneka macam suara aneh atau gerakan-gerakan yang ekspresif untuk menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita dongeng. Jika anak suka dengan cerita superhero yang bisa terbang, jangan segan menggendongnya lalu "menerbangkannya".
(Astrid Isnawati/Tabloid Nova)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar