Jumat, 18 Juni 2010

Belajar Evolusi dan Bermain di Maropeng

Sekitar 50 kilometer ke arah utara dari Johannesburg, tiba-tiba banyak suporter tim-tim peserta Piala Dunia 2010 berada di sana. Ada yang dari benua Asia, Eropa, dan Amerika. Di situlah Maropeng yang terletak di kota Krugersdorp, Provinsi Gauteng.


Ada apa di sana? Di situlah tempat ditemukannya manusia pertama, atau setidaknya mahluk pertama yang menyerupai manusia.

Tempat ini pernah dikunjungi Charles Darwin, tokoh evolusi manusia, pada 1836. namun, dia tak terlalu banyak melakukan penelitian.

Baru pada 1924, Raymond Dart melakukan penelitian di tempat itu dan menemukan Australopithecus africanus atau Taung Child. Mahluk menyerupai manusia sebesar anak-anak. Pada tahun 1936, Dr. Robert Broom melakukan penelitian dan menemukan fosil kera pertama.

Pada 1947, D. Robert Broom dan John T Robinson menemukan goa yang diberi nama Sterkfontein. Goa ini ternyata menjadi tempat Australopithecus (dijuluki Mrs Ples) yang usianya sekitar 2-3 juta tahun lalu.

Mrs Ples merupakan mahluk kecil menyerupai manusia. Bahkan, diyakini di sinilah tempat lahirnya manusia. Mrs Ples dinilai sebagai manusia awal yang masih kecil, kemudian berevolusi menjadi manusia modern. Maka, Maropeng yang luasnya 47.000 hektar itu juga disebut Cradle of Humankind (tempat lahirnya mahluk pertama menyerupai manusia).

Maka, berkunjung ke Museum Maropeng akan disuguhi banyak teori evolusi ala Charles Darwin. Namun, pengunjung tak perlu berkerut kepala. Sebab, pengelola museum ini sangat kreatif. Mereka mengemas museum seperti arena hiburan, tapi juga sekaligus mempelajari teori evolusi.

Ketika masuk museum, pengunjung akan dipersilakan naik perahu, kemudian memasuki goa buatan. Goa itu dibuat menyerupai goa-goa sekitar kompleks Maropeng yang menjadi tempat hidup Manusia Kecil.

Di dalam goa pengunjung bisa terkagum-kagum dan kaget. Sebab, di situ ada api buatan, suara-suara manusia masa lalu, juga ada stalakmit dan stalaktit buatan. Sekitar 30 meter perjalanan di goa buatan, pengunjung harus menyeberangi jembatan yang dibungkus semacam drum besar yang berputar. Sehingga, pengunjung seolah-olah ikut berputar dan teriak-teriak.

Rasa kaget belum usai, pengunjung akan masuk ke ruang hologram berupa evolusi bumi. Sebuah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak sampai dewasa, karena hologram itu menceritakan evolusi bumi dengan sangat baiknya. Apalagi, narasinya juga jelas tapi sederhana.

Setelah memahami terbentuknya bumi, pengunjung bisa masuk ruangan eksebisi yang berupa alat-alat peragaan evolusi. Di situ beberapa fosil juga di tata rapi, juga boneka-boneka yang menyerupai masa lalu.

Bahkan, pihak musem menyediakan meja berisi beberapa telepon. Pengunjung bebas mengangkat dan akan mendapatkan penjelasan tentang berbagai teori evolusi dan narasi evolusi lainnya.

Ini amat menyenangkan. Anak-anak pun bisa dengan mudah memahami. Pengelola juga menyediakan meja bermain yang yang isinya kuiz-kuiz evolusi. Jika bisa menjawab dengan benar, maka akan muncul nilai di layar monitor. Jika salah, maka akan diperingatkan pula.

Yang pasti, mengunjungi Maropeng sangat menyenangkan dan pulang bisa memiliki pengetahuan evolusi. Museum ini juga memasang gambar-gambar situs purbakala di seluruh dunia, termasuk di Sangiran, Jawa Tengah, Indonesia. Maka, masuk ke museum itu juga menjadi sedih bagi orang Indonesia, karena menjadi sadar betapa Indonesia kalah jauh dalam mengelola situs-situs purbakala.

Jangan pernah membandingkan Maropeng dengan Sangiran. Sebab, Maropeng ditata amat kreatif dan modern. tempat wisata ilmiah, sekaligus hiburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar