Bandara Internasional Pattimura belum memiliki alat deteksi bahan kimia untuk dapat mengetahui kemungkinan masuknya narkoba oleh penumpang pesawat terbang.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Provinsi (BNP) Maluku, Benny Pattiasina di Ambon, Jumat (18/6/2010).
"Alat pendeteksi yang ada di Bandara Pattimura itu detektor logam, bukan bahan kimia sehingga kami belum dapat mengawasi masuknya narkoba melalui bandara," kata Benny Pattiasina.
Dia mengatakan, akan mengusulkan pengadaan detektor bahan kimia menjelang kegiatan internasional Sail Banda, yang akan berlangsung 27 Juli-17 Agustus 2010. "Kami akan bekerjasama dengan Bea Cukai dan Kepolisian untuk mengawasi kemungkinan masuknya narkoba saat Sail Banda," katanya.
Benny Pattiasina Mengatakan, prevelensi pengguna narkoba di Indonesia tergolong cukup tinggi, yakni 24,6 presen. Sedangkan untuk dunia hanya empat persen.
Maluku sendiri menempati peringkat ketiga nasional kategori pengguna narkoba tertinggi. Sedangkan dari segi distribusi berada pada urutan ke-14. "Jadi memang kita harus katakan bahwa narkoba itu musuh bersama. Tanggungjawab kita bersama bila ingin bangsa ini tetap exist," ujarnya.
Dia mengatakan, telah memasukkan beberapa program pengawasan salah satunya inspeksi mendadak untuk para aparatur pemerintah, dalam hal ini PNS, dengan melakukan pemeriksaan urine namun program itu belum dapat dijalankan saat ini karena terkendala dana.
"Kami ini Badan baru dan dana yang kami usulkan dipangkas sehingga program itu belum dapat dilaksanakan," kata Benny.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/06/18/15151072/Belum.Punya.Alat.Deteksi.Bahan.Kimia-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar